Sabtu, 17 Agustus 2013

Bersahabat Menyambut Mentari Pagi



Mudik, Antar Budaya dan Ajang Silaturahmi Menyambut Mentari pagi 
***Bersama sahabat wiwintawa***
Hai sahabat wiwintawa, kali ini kita akan berbincang tentang Mudik hmmm ,,pastinya para sahabat akan melakukan mudik bagi yang pulang kekampung halaman atau bahkan kembali lagi ketempat perantauan.
Sahabata wiwintawa..
Mudik. Ya, itulah salah satu kata yang menghiasi hari-hari kita saat ini. Mudik adalah kembalinya (pulang) seseorang dari perantauan ke kampong halaman. Namun, sudah jadi tradisi di Indonesia bahwa mudik selalu identic dengan pulang kampongnya seseorang dari perantauan ke kampong halaman di waktu lebaran (hari raya idul fitri) maupun liburan panjang bagi pelajar.
Begitu populernya aktifitas mudik dan menjadi wacana wajib menjelang lebaran, sehingga di Indonesia mudik sudah sampai pada tahap kebiasaan (budaya). Karena hal ini hanya terjadi di indonsesia meskipun kabarnya Malaysia pun mulai  tertular virus mudik. Padahal secara ajaran agama islam tidak mengenal istila mudik. Yang ada dan harus disyiarkan di akhir Ramadhan dan menjelang Lebaran adalah hari raya idul fitri, silaturahim, saling mendoakan atas kemenangan menjalakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Dan terutama adalah mengisi sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dengan amalan-amalan kebaikan.

Sahabat wiwintawa…
Betapa tidak, seharusnya umat Islam di Indonesia berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah di bulan ramadhan, daripada untuk memikirkan perihal mudik . seharusnya sepuluh terakhir dimaksimalkan untuk I’tikaf, memperbanyak doa, berdzikir, membaca al-Qur’an dan berbagai kegiatan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan tidak sedikit aktifitas mudik pun dilakukan dengan segala cara agar bias mudik . contohnya naik kendaraan melebihi kapasitas , mencari ongkos setengah mati , bahkan rela tidak berpuasa karena sedikit berdesak-desak di kendaraan. Tidak sedikit juga tercatat kecelakaan hanya gara-gara mudik, sehingga dapat disimpulkan bahwa mudik sudah dianggap sebagai kewajiban. Bahwa mudik sudah membudaya dan sangat penting untuk dilakukan. Mengalahkan kewajiban ibadah kepad-Nya.
Bagi kami, sahabat-sahabat wiwintawa  Mudik bukan hanya rutinitas  tahunan menjelang Ramadhan saja. Yang mana dalam proses persiapannya melupakan segalanya.  Mudik harus tetap menjalankan ibadah puasa, salat, berdzikir dn zakat, bersedekah dan amal ibadah lainnya. Semua itu dilakukan agar kita tetap dekat kepada_Nya.
Alangkah baiknya jika mudik itu diakhirkan setelah idul fitri karena kita akan lebih tenang melaksanakan amalan ibadah sepuluh hari terakhir. Bahkan budaya mudik pun kiranua kurang tepat. Karena jika alasannya untuk silaturahim dan bermaaf-maafan, paling tepat adalah kepad orang-orang yang sehari-hari bertemu. Bukankah orang-orang dikampung halaman jarang bertemu? Sehingga potensi berbuat dosa pun sangat kecil. Sebaliknya yang berpotensi berbuat dosa ke sesame adalah orang-orang yang sering kita temui.
Namun sahabat wiwintawa, kalu pun dilakukan maka persiapan mudik haruslah diawali dengan niat mengaharap ridha Allah, termasuk menjalankan sunnah Rasulullah saw yaitu silaturahim . selanjutnya , jika sudah berada di kampong halaman kita maka jadikan kebaikan yang selama ini kita miliki tertularkan kepada orang-orang sekitar kampong halaman, bukan sebaliknya, mudik dijadikan ajang untuk menyombongkan diri, pamer harta, pamer pengalaman, atau pamer ilmu. Seharusnya waktu mudik dijadikan sebagai pewarna kebaikan bukan pewrna budaya kurang baik.
Sahabat wiwintawa, ,,
Mudik, fenomena ini lazim kita lihat atau mungkin kita alami sendiri ketika hari-hari menjelang lebaran . padahal , mudik bukanlah tradisi yang berakar  pada masa Rasulullah hidup. Mudik lahir dan tumbuh dari tradisi asli masyarakat indoneseia , jauh sebelum islam dianut oleh umat islam di Nusantara. Ada yang beranggapan jika mudik berasal dari masyarakat betawi. Ada pula yang menemukan bahwa mudik telah dilakukan oleh kaum petani di jawa sebelum darangnya islam. Mudik pun diyakini memiliki keterkaitan dengan tradisi timur tengah dilihat dari akar katanya. Berikut ulasan mengenai asal muasal tradisi pulang kampong menjelang lebaran’.
a)    . tradisi masyarakat betawi
b)   . tradisi masyarakat agraris
c)    . telah ada sejak nenek moyang
d)   . kajian bahasa arab
e)    .Agar mudik bernilai ibadah
Sahabat-sahabt wiwintawa “ Agar mudik bernilai ibadah lalu, bagaimana kita menjadikan mudik supaya tidak jadi sia-sia dan bahkan bernilai ibadah?.. kuncinya adalah meniatkan mudik sebagai ajang silaturahim mempererat  kasih sayang dan menebar nilai-nilai kebaikan di kampong halaman. Semoga bermanfaat***wiwintawa*** 3.45 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar