Mudik,
Antar Budaya dan Ajang Silaturahmi Menyambut Mentari pagi
***Bersama sahabat wiwintawa***
Hai sahabat wiwintawa, kali ini kita akan berbincang tentang
Mudik hmmm ,,pastinya para sahabat akan melakukan mudik bagi yang pulang
kekampung halaman atau bahkan kembali lagi ketempat perantauan.
Sahabata wiwintawa..
Mudik. Ya, itulah salah satu kata yang menghiasi hari-hari
kita saat ini. Mudik adalah kembalinya (pulang) seseorang dari perantauan ke
kampong halaman. Namun, sudah jadi tradisi di Indonesia bahwa mudik selalu
identic dengan pulang kampongnya seseorang dari perantauan ke kampong halaman di
waktu lebaran (hari raya idul fitri) maupun liburan panjang bagi pelajar.
Begitu populernya aktifitas mudik dan menjadi wacana wajib
menjelang lebaran, sehingga di Indonesia mudik sudah sampai pada tahap
kebiasaan (budaya). Karena hal ini hanya terjadi di indonsesia meskipun
kabarnya Malaysia pun mulai tertular
virus mudik. Padahal secara ajaran agama islam tidak mengenal istila mudik.
Yang ada dan harus disyiarkan di akhir Ramadhan dan menjelang Lebaran adalah
hari raya idul fitri, silaturahim, saling mendoakan atas kemenangan menjalakan
ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Dan terutama adalah mengisi sepuluh hari
terakhir di bulan Ramadhan dengan amalan-amalan kebaikan.
Sahabat wiwintawa…
Betapa tidak, seharusnya umat Islam di Indonesia
berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah di bulan ramadhan, daripada untuk
memikirkan perihal mudik . seharusnya sepuluh terakhir dimaksimalkan untuk
I’tikaf, memperbanyak doa, berdzikir, membaca al-Qur’an dan berbagai kegiatan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan tidak sedikit aktifitas mudik pun
dilakukan dengan segala cara agar bias mudik . contohnya naik kendaraan
melebihi kapasitas , mencari ongkos setengah mati , bahkan rela tidak berpuasa
karena sedikit berdesak-desak di kendaraan. Tidak sedikit juga tercatat kecelakaan
hanya gara-gara mudik, sehingga dapat disimpulkan bahwa mudik sudah dianggap
sebagai kewajiban. Bahwa mudik sudah membudaya dan sangat penting untuk
dilakukan. Mengalahkan kewajiban ibadah kepad-Nya.
Bagi kami, sahabat-sahabat wiwintawa Mudik bukan hanya rutinitas tahunan menjelang Ramadhan saja. Yang mana
dalam proses persiapannya melupakan segalanya.
Mudik harus tetap menjalankan ibadah puasa, salat, berdzikir dn zakat,
bersedekah dan amal ibadah lainnya. Semua itu dilakukan agar kita tetap dekat
kepada_Nya.
Alangkah baiknya jika mudik itu diakhirkan setelah idul fitri
karena kita akan lebih tenang melaksanakan amalan ibadah sepuluh hari terakhir.
Bahkan budaya mudik pun kiranua kurang tepat. Karena jika alasannya untuk
silaturahim dan bermaaf-maafan, paling tepat adalah kepad orang-orang yang
sehari-hari bertemu. Bukankah orang-orang dikampung halaman jarang bertemu?
Sehingga potensi berbuat dosa pun sangat kecil. Sebaliknya yang berpotensi
berbuat dosa ke sesame adalah orang-orang yang sering kita temui.
Namun sahabat wiwintawa, kalu pun dilakukan maka persiapan
mudik haruslah diawali dengan niat mengaharap ridha Allah, termasuk menjalankan
sunnah Rasulullah saw yaitu silaturahim . selanjutnya , jika sudah berada di
kampong halaman kita maka jadikan kebaikan yang selama ini kita miliki
tertularkan kepada orang-orang sekitar kampong halaman, bukan sebaliknya, mudik
dijadikan ajang untuk menyombongkan diri, pamer harta, pamer pengalaman, atau
pamer ilmu. Seharusnya waktu mudik dijadikan sebagai pewarna kebaikan bukan
pewrna budaya kurang baik.
Sahabat wiwintawa, ,,
Mudik, fenomena ini lazim kita lihat atau mungkin kita alami
sendiri ketika hari-hari menjelang lebaran . padahal , mudik bukanlah tradisi
yang berakar pada masa Rasulullah hidup.
Mudik lahir dan tumbuh dari tradisi asli masyarakat indoneseia , jauh sebelum
islam dianut oleh umat islam di Nusantara. Ada yang beranggapan jika mudik
berasal dari masyarakat betawi. Ada pula yang menemukan bahwa mudik telah
dilakukan oleh kaum petani di jawa sebelum darangnya islam. Mudik pun diyakini
memiliki keterkaitan dengan tradisi timur tengah dilihat dari akar katanya.
Berikut ulasan mengenai asal muasal tradisi pulang kampong menjelang lebaran’.
a)
.
tradisi masyarakat betawi
b)
.
tradisi masyarakat agraris
c)
.
telah ada sejak nenek moyang
d)
.
kajian bahasa arab
e)
.Agar
mudik bernilai ibadah
Sahabat-sahabt wiwintawa “ Agar mudik bernilai ibadah lalu,
bagaimana kita menjadikan mudik supaya tidak jadi sia-sia dan bahkan bernilai
ibadah?.. kuncinya adalah meniatkan mudik sebagai ajang silaturahim
mempererat kasih sayang dan menebar
nilai-nilai kebaikan di kampong halaman. Semoga bermanfaat***wiwintawa*** 3.45
pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar