DARI Tanah Air, kami sudah mendapat titipan pesan untuk
dilakukan di Tanah Suci. Sebagian besar titipan doa: doa pendek, doa
khusus, juga: doa khusus yang panjang tertulis di selembar kertas
terketik rapi. Ada satu titipan yang memotivasi saya,"Sampaikan salam
saya kepada Rasulullah, ya. Di Raudhah."
Karena pesan itu, tekad mencapai Raudah, area awal mula masjid Nabawi, antara mimbar dan rumah Rasulullah, yang ditandai saat ini dengan karpet hijau, menjadi titik paling favorit memanjatkan segala doa. Dan mencapainya, perjuangan yang tak mudah. Berbekal "doa-doa pesanan" sahabat dan handai taulan di Tanah Air, pukul dua dini hari kami dan kawan sekamar sudah tiba di Masjid Nabawi, dalam dekapan suhu 15 derajad Celcius. Tapi pintu masjid belum dibuka. Ah, kami menanti dalam dingin, sekira setengah jam.
http://act.id/id/whats-happening/view/2552/sebelum-pintu-masjid-nabawi-dibuka
Karena pesan itu, tekad mencapai Raudah, area awal mula masjid Nabawi, antara mimbar dan rumah Rasulullah, yang ditandai saat ini dengan karpet hijau, menjadi titik paling favorit memanjatkan segala doa. Dan mencapainya, perjuangan yang tak mudah. Berbekal "doa-doa pesanan" sahabat dan handai taulan di Tanah Air, pukul dua dini hari kami dan kawan sekamar sudah tiba di Masjid Nabawi, dalam dekapan suhu 15 derajad Celcius. Tapi pintu masjid belum dibuka. Ah, kami menanti dalam dingin, sekira setengah jam.
http://act.id/id/whats-happening/view/2552/sebelum-pintu-masjid-nabawi-dibuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar